Jumat, 15 April 2011

My Little Angel Chap. 1

Tap! Tap! Tap!
Terdengar ketukan irama sepatunya yang merdu. Gadis mungil itu berjalan setengah melompat-lompat riang menyambut hari barunya. Rambut pirangnya yang bermodel layer-cut diikat asal di pangkal leher, tak heran jika banyak helai-helainya berjatuhan lembut menutupi sisi wajahnya. Sesekali gadis itu berhenti di depan dinding kaca, mengamati penampilannya yang sama sekali tidak lengkap. Ia hanya mengenakan kemeja putih – entah dikemanakan blazer sekolahnya itu – kedua lengannya digulung sampai siku, rok pendek kotak-kotak, tas selempang warna baby pink, lalu sepatu kets putih dengan kaus kaki yang dipakai sembarangan. Serta merta gadis itu tersenyum melihat bayangan dirinya, bibir pinknya yang tertarik ke dua sisi membuat mata indahnya menyempit dan memancarkan kilau manis pada ekspresi wajahnya.
Lee Sungmin selalu begini.
Riang, ceria, gembira, sangat easy-going.
Bebas, tak punya beban.
Polos seperti anak-anak.
Setelah puas memandangi dirinya dalam cermin besar, Sungmin berbalik untuk melanjutkan langkahnya lagi. Sesekali melompat ringan seperti kelinci – sungguh kalau kau melihat model rambut kuncir duanya beberapa bulan yang lalu, kau pasti mengira Sungmin benar-benar penjelmaan seekor kelinci. Sayang sekali pada hari pertamanya sebagai murid SMA, Sungmin memutuskan untuk menggunting rambut panjangnya – senyum terus terpampang di wajahnya, suara halusnya bersenandung pelan, tak ada yang bisa merusak kebahagiaan Sungmin pagi ini kecuali…
"Minnie-yah!"
Gadis kelinci itu menoleh kaget, matanya melebar mendapati gadis mungil yang lebih pendek darinya kini merangkul lehernya erat. "Yah! Wookie-yah! Kau mengagetkanku!" protes Sungmin kesal, pipinya yang menggembung membuat wajah manisnya berubah menjadi imut.
"Hahaha… mianhae, mianhae! Habisnya kau tampak begitu tenggelam dalam duniamu sendiri, jadi aku ikut campur sajaa~" jawab Ryeowook riang, nada suaranya terdengar seperti setengah bernyanyi.
Sungmin cemberut. Yah, Kim Ryeowook tidak merusak kebahagiaannya kok, hanya membuat kaget saja.
"Minnie nggak boleh marah~ kalau marah aku tidak akan mengajakmu ke kios es krim yang baru buka hari ini" Ryeowook tersenyum menggoda, mata innocent-nya berbinar nakal.
"Mwo? Kios es krim dimana? Ajak aku, Wookie! Ajak aku!" wajah kesal Sungmin berubah 180 derajat menjadi memelas.
"Hmm… bagaimana ya?" Ryeowook tampak menimbang-nimbang, menyembunyikan senyum jahil yang memaksa ingin keluar.
"Ajak aku, Wookie~ Ya? Ya? Ya?" bujuk Sungmin dengan jurus puppy-eyes 100.000 volt.
Ryeowook terdiam sejenak melihatnya. "Tidak mau."
"Mwo? Waeyo? Kenapa kau tidak mau mengajakku?" Sungmin terkejut.
"Salah sendiri kau begitu imut, Minnie-yah" Ryeowook mengacak rambut Sungmin lembut, "aku takut pemilik kios itu akan tertarik padamu."
"Mwo? Pemilik kios?" bola mata Sungmin semakin membulat, tapi sedetik kemudian senyum nakal terlukis di bibirnya, "yahh… Wookie! Kau naksir pemilik kios es krim! Omona! Siapa dia? Kau bahkan sudah menyukainya sebelum kiosnya dibuka!"
Pipi putih Wookie merona merah pekat, wajahnya menunduk dengan senyum malu-malu. "Kau tahu orangnya, Minnie-yah…"
"Nugu?" tanya Sungmin innocent.
"Aish" Ryeowook berdecak kesal, "aku tahu kau memang cuek, tapi masa kau lupa pada namja yang selalu aku ceritakan setiap hari, Minnie?"
"Yesung sunbae?" Sungmin mengerutkan alisnya, tampak ragu-ragu.
"Ne! Memangnya siapa lagi?" seru Ryeowook tidak sabar.
"Aigoo~ ini bagus sekali! Ini kesempatanmu untuk berkenalan dengannya, Wookie! Kita beli es krimnya, kau bertukar nama dengannya, jangan lupa minta nomor ponselnya, alamat rumahnya, lalu… lalu…" Sungmin berbicara tanpa henti dengan mata berbinar-binar.
"Aku tahu, Minnie-yah" Ryeowook tersenyum, "aku sudah mengatur semuanya disini… di otakku."
"Ah, arraseo" Sungmin mengangguk mantap saat Ryeowook mengetuk kepalanya dengan telunjuknya sendiri.
"Jadi, kau mau bantu?" Ryeowook merangkul bahu Sungmin erat.
"Katamu kau takut dia akan tertarik padaku?" goda Sungmin.
"Wah, kau benar! Aku ajak Hyukkie saja kalau begitu!" Ryeowook melebarkan matanya, pura-pura kaget.
"Menghina sekali kau, Kim Ryeowook! Seolah mengatakan kau lebih manis dari Hyukkie?" Sungmin mengetuk-ngetuk dahi Ryeowook dengan telunjuknya.
"Ehehehe… aniyo… aku hanya yakin Yesung sunbae tidak mungkin jatuh cinta pada Hyukkie. Hyukkie-yah kan tomboy sekali, dia bukan type Yesung sunbae yang menyukai gadis feminin" Ryeowook nyengir tanpa dosa.
"Kalau begitu dia tidak mungkin tertarik padaku, aku kan tidak feminin" Sungmin berkacak pinggang.
"Tapi wajahmu feminin" ralat Ryeowook.
"Maksudmu?" Sungmin tampak bingung.
"Kau tomboy, cuek, tapi wajah dan sifatmu feminin… aish! Aku tidak mengerti bagaimana menjelaskannya, Minnie! Aku yakin kau tidak mungkin mengerti karena kau tak bisa menilai dirimu sendiri."
"Begitukah?" Sungmin tampak berpikir, "aku tidak mengerti, Wookie."
"Tentu saja kau tidak mungkin mengerti, dasar anak kecil" Ryeowook memeluk lengan Sungmin dan menariknya pergi.
oOo
"Uwaaa! Kyuhyun-ah!"
"Itu Kyuhyun oppa!"
"Tampannya~ aku mohon lihat kesini oppa!"
"Aigoo… dia keren sekali!"
"Kyaa! Kyuhyunnie~!"
Namja tinggi itu berjalan acuh meninggalkan teriakan histeris gadis-gadis yang menurutnya berisik. Tidak sunbae, hobae, siswa seangkatan, tak ada satupun yang Kyuhyun pedulikan. Hiruk pikuk seperti ini selalu jadi makanannya setiap hari, seolah menjadi pusat perhatian adalah hal wajar bagi seorang Cho Kyuhyun.
Apa yang menarik darinya?
Wajahnya? Otaknya? Hartanya?
Sudah pasti semuanya.
Banyak orang mengatakan Kyuhyun adalah type lelaki yang sanggup 'membunuh' wanita hanya dengan diam saja.
Dan itu terbukti, buktinya nyata, ada banyak wanita yang mau melakukan apa saja demi Kyuhyun. Kalau namja itu sudah tersenyum, bisa dipastikan tidak akan ada yang sanggup menolak pesonanya. Kyuhyun bisa duduk diam di kelas tanpa melakukan apapun saat seluruh gadis di kelasnya membawakan sesuatu yang ia inginkan. Tapi tidak ada yang Kyuhyun inginkan, apalagi dari gadis-gadis itu. Para gadis yang selalu memasang topeng, bersikap manis dan feminin, berdandan habis-habisan, memakai make-up tebal, aksesoris berlebihan, rok yang pendeknya kelewatan, selalu berharap Kyuhyun tertarik pada mereka. Sayangnya Kyuhyun sama sekali tidak tertarik.
Justru gadis yang jauh dari kata feminin, selalu bicara tegas apa adanya, tatapan mata tajam yang menantang, seperti itulah type Kyuhyun.
Yah, Kyuhyun menyukainya.
Gadis yang beraksi di lapangan sana, sedang mendribble bola basket di tangannya. Tubuh tingginya tampak lihai bergerak melewati lawan-lawannya, rambut merah menyalanya berkibar menyilaukan, kaki panjangnya yang ramping terlihat menggoda dengan balutan celana pendek, ah… yang terakhir itu murni pendapat pribadi Kyuhyun tentu saja.
"Zhou Mi!" Kyuhyun menyebut namanya dengan penuh semangat saat gadis itu berjalan mendekat.
Gadis keturunan China itu tersenyum lebar, dipeluknya tubuh Kyuhyun erat, tidak peduli dengan keringat yang membanjir hasil latihan basket tadi. "Bogoshippoyo" bisiknya tepat di telinga Kyuhyun.
Kyuhyun tertawa pelan. "Kau ini bicara apa? Seolah kita tidak bertemu selama setahun saja" kata-katanya bagai penolakan, tapi kedua lengannya malah memeluk pinggang ramping Zhou Mi.
"Haha… payah! Aku sudah kangen padamu dalam waktu beberapa jam! Kenapa kita tidak sekelas saja sih?" Zhou Mi cemberut, membuat Kyuhyun menyeringai.
"Kui Xian, kau kenapa?" tanya Zhou Mi curiga, sontak kedua lengannya yang melingkar di leher Kyuhyun mulai berkurang kekuatannya.
"Aku ingin menciummu" Kyuhyun memasang evil-smirk yang dapat membuat semua orang merinding.
"Andwae" entah mengapa Zhou Mi balas menyeringai, "kau tak lihat betapa banyak penonton yang kita miliki, heh? Mereka bisa membunuhku saat ini juga, apalagi kalau kau menciumku."
Kyuhyun terkekeh. Dia menyadari betul berpasang-pasang mata milik seluruh gadis di sekolah sedang menatap benci pada Zhou Mi yang berada dalam pelukannya. Hei, Zhou Mi ini kan pacarnya Kyuhyun. Punya hak apa gadis-gadis itu mencampuri urusannya?
"Aku akan melindungimu, Mimi. Tenang saja."
"Haha… aku bisa melindungi diriku sendiri kok" Zhou Mi tertawa penuh percaya diri.
Seringai setan Kyuhyun makin mengembang. "Jadi, aku boleh menciummu kan?"
"Anything for you, baby" bisik Zhou Mi mesra.
Sebelum Kyuhyun menundukkan kepalanya, kedua tangan Zhou Mi lebih cepat menarik kedua sisi wajah Kyuhyun dan melumat bibirnya ganas.
Teriakan marah gadis-gadis seisi sekolah terdengar riuh saat itu juga.
oOo
"Hot sekali, ckckck" gadis berambut auburn dengan seragam berantakan sedang melihat pertunjukan di lapangan sana dari koridor lantai 2, kepalanya menggeleng beberapa kali, matanya tak lepas dari adegan yadong yang kebetulan memang jadi koleksi dalam kotak DVD-nya akhir-akhir ini.
"Yah! Lee Hyukjae! Apanya yang hot? Itu tidak sopan tahu!" Ryeowook memukul bahu Hyukjae, tapi tangannya terlalu lembut sehingga gadis yang dipukulnya tidak merasa sakit sama sekali.
"Tidak sopan? Mereka kan pacaran! Itu pantas!" bantah Hyukjae dengan cengiran lebar di wajahnya.
"Pantas apanya? Mereka mesum!" Ryeowook menghentakkan sebelah kakinya kesal.
"Hahahaha… kau payah, Wookie! Sudah kelas 1 SMA tapi masih tidak bisa memaklumi adegan seperti itu, dasar anak kecil!" Hyukjae tertawa terbahak-bahak.
"Wookie anak kecil! Wookie anak kecil! Anak kecil! Anak kecil! Hahahahaha…!" Sungmin melompat kegirangan.
"YAH! LEE SUNGMIN! Justru kau yang bertingkah seperti itu PERSIS anak kecil!" Ryeowook cemberut habis-habisan, membuat Hyukjae dan Sungmin tertawa semakin keras.
"Apa aku seperti anak kecil, Hyukkie-yah?" Sungmin menoleh ke arah Hyukjae di sela tawanya.
"Seperti anak kecil? Tidak… yang benar adalah kau MEMANG anak kecil, Minnie-yah~ hahahaha!" tangan Hyukjae mengacak-acak rambut Sungmin.
"Kenapa kau bilang begitu? Payah!" Sungmin memalingkan wajahnya kesal.
"Omo~ Minnie, jangan marah~ memang kenyataannya begitu kan? Ehehehehe…" Hyukjae terkekeh pelan.
"Kenapa?" tanya Sungmin tidak paham.
"Karena kau belum pernah jatuh cinta, Minnie" Ryeowook tersenyum lebar, "walaupun kau seumuran dengan kami, tapi kau belum dewasa karena belum pernah tertarik pada seorang namja."
"Kenapa aku harus tertarik pada seorang namja? Bagiku Wookie dan Hyukkie sudah cukup" tangan mungil Sungmin menarik lengan kanan-kiri dua sahabatnya.
"Haha… tentu saja! Kami akan selalu bersamamu" kata Hyukjae ceria, "tapi kau akan butuh seorang namja yang bisa melindungimu, menjagamu, mencintaimu…"
"Apa Donghae seperti itu?" Sungmin mengerutkan alisnya ragu.
"Ne, Hae seperti itu kok" Hyukjae mengangguk mantap, "dan aku yakin Yesung sunbae juga seperti itu."
Sontak wajah Ryeowook berubah merah padam. "Aaa… Hyukkie-yah! Jangan bicara begitu! Yesung sunbae bukan milikku!"
"Tapi akan – jadi – milikmu kan?" Hyukjae menekan setiap kata-katanya, wajahnya menyeringai lebar.
"Omona! Kau membuatku berdebar tidak karuan, Hyukkie!" Ryeowook memukul lengan Hyukjae pelan.
"Bukan aku yang membuatmu berdebar, tapi Yesung sunbae, benar?" goda Hyukjae yang sukses membuat rona merah di wajah Ryeowook melebar sampai ujung telinganya.
"HYUKKIE! HENTIKAN!" teriak Ryeowook sambil menutup wajahnya. Hyukjae hanya tertawa sebagai tanggapan.
"Apa aku akan membutuhkan seorang namja?" lirih Sungmin yang membuat dua sahabatnya terdiam untuk memandang wajahnya.
"Tentu saja, Minnie-yah" Ryeowook membelai halus rambut Sungmin.
"Tapi aku tidak mau namja yang memalukan seperti itu."
Ryeowook dan Hyukjae melongo saat mendapati telunjuk Sungmin ternyata menunjuk tepat ke arah sunbae mereka, Cho Kyuhyun, yang masih sibuk berciuman dengan yeojyachingu-nya. Sedetik kemudian tawa mereka berdua kembali meledak.
"Hahahaha… Tidak semua namja seperti itu, Minnie! Carilah yang lebih baik!" Ryeowook mencubit pipi Sungmin gemas.
"Apa salahnya? Kyuhyun oppa tampan kok, most wanted di sekolah ini pula" Hyukjae memandang lekat lelaki seputih salju yang masih belum menyelesaikan aktivitas yadong-nya.
"Aku tidak mengerti apa yang dilihat semua gadis dari orang seperti dia! Kyuhyun sunbae itu setan! Kejam, dingin, tak berperasaan! Ditambah lagi setelah punya yeojyachingu ternyata dia juga mesum dan agresif!" Ryeowook mencak-mencak, "Yesung sunbae 100x lipat lebih baik darinya! Dengar Minnie, kalau kau mau punya namjachingu, carilah yang baik hati seperti Yesung sunbae!"
"Donghae juga baik hati!" sela Hyukjae cepat.
"Hmm… begitu ya?" gumam Sungmin asal, matanya masih mengawasi Kyuhyun yang tertawa bahagia di bawah sana.
oOo
Brak!
Gadis itu tersungkur ke belakang, punggungnya menabrak tembok dengan suara keras. Belum selesai otaknya menyesuaikan diri dengan keadaan, tiba-tiba sebuah tangan menarik lengannya kasar, dan tangan lain melayang menampar pipinya keras.
PLAK!
"Jangan dekati Kyuhyun lagi!"
Perlahan ia menyentuh pipinya yang berdenyut sakit. Zhou Mi menatap benci gadis-gadis di hadapannya. Cih! Dasar pengecut! Beraninya keroyokan! maki Zhou Mi sebal, tanpa disadarinya sebuah seringai sinis terlukis di bibirnya.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu, hah? Membuatku muak saja!" seorang gadis menarik kerah seragam Zhou Mi kasar. Dengan cepat Zhou Mi melayangkan tangannya saat wajah mereka berdua berdekatan.
PLAK!
"Satu sama" Zhou Mi mendorong tubuh gadis itu sampai terjatuh di tanah.
"Be-beraninya kau…" gadis itu menatap nyalang sambil memegangi pipinya, "kau memang harus diberi pelajaran!"
Tiba-tiba tubuh tinggi Zhou Mi terdorong ke tembok lagi. Satu atau dua gadis mungkin Zhou Mi masih sanggup melawan, tapi ini 5 orang! Benar-benar keterlaluan! Dasar gadis-gadis pengecut! Zhou Mi yakin mereka tidak punya nyali untuk melawan Zhou Mi satu persatu.
Plak! Plak! Plak!
Tamparan demi tamparan mengenai kedua pipi Zhou Mi bergantian, membuat telinganya berdenging sakit. Gadis itu tak bisa melawan, ada 4 orang yang menahan tubuhnya kuat-kuat, 1 orang yang bebas menampar wajahnya, dan 1 orang yang tadi didorong Zhou Mi telah bangkit berdiri sambil berteriak-teriak.
"Jangan berani dekat-dekat Kyuhyun lagi! Dasar yeojya tidak tahu diri!"
"Kau tidak pantas untuknya! Gadis kasar!"
"Jauhi Kyuhyun! Atau kami akan membunuhmu!"
"Kalian sedang apa?"
Suasana berubah hening saat pertanyaan innocent itu terdengar. Semua orang menoleh pada gadis mungil yang berdiri santai sambil menatap mereka dengan matanya yang polos. "Tidak baik menyakiti orang lain hanya karena cemburu, jadi hentikan saja, arra?" gadis itu tersenyum manis.
"YAH! ANAK KELAS SATU! JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN KAMI!"
Zhou Mi terbelalak saat gadis yang tadi menamparnya tiba-tiba melayangkan tangannya pada wajah gadis mungil itu. "AWAS!" teriak Zhou Mi panik.
Grep!
"Sunbaenim… seorang yeojya tidak boleh main kasar" bisiknya lembut, sedangkan senior kelas 2 yang barusan ingin menamparnya kini melotot marah sambil berontak habis-habisan dari cengkeraman kuat di pergelangan tangannya, tidak habis pikir mengapa gadis sekecil ini bisa punya tenaga begitu besar.
"Kalian mau pergi, atau aku laporkan pada seonsaengnim sekarang juga? Pilih yang mana?" gadis itu menawarkan pilihan, matanya berbinar ramah, kontras dengan wajah sunbae dalam cengkeramannya yang mulai memucat.
"Tentu saja kami akan membungkam mulutmu duluan sebelum kau sempat melapor pada seonsaengnim!" seorang sunbae menerjang, tapi langkahnya terhenti karena lengannya ditahan kuat-kuat oleh temannya.
"Hei, kenapa kau menghentikanku?" tanyanya kesal.
"Sebaiknya jangan melawannya…" wajah gadis itu memucat, "dia ini Lee Sungmin, anak kelas satu yang master matrial arts itu."
Sontak wajah mereka semua berubah sama pucatnya. "A-arraseo… Ayo cepat pergi!"
Sungmin menggelengkan kepalanya prihatin ketika para sunbaenim tak tahu diri itu berlari meninggalkan lokasi dengan langkah berderap. Matanya beralih ke arah Zhou Mi yang babak belur dan acak-acakan. "Gwenchanhayo, eonni?"
"Gwenchanha…" Zhou Mi menunduk, tubuhnya merosot ke bawah, kedua lengannya memeluk kaki panjangnya, dan menenggelamkan wajahnya disana.
"Eonni…" Sungmin berjongkok di hadapan Zhou Mi, "mau aku antar ke UKS?"
Zhou Mi tertegun mendengar suara lembut gadis yang barusan menolongnya. Wajahnya terangkat, menatap wajah sang penolong yang kini terpampang jelas di hadapannya. Manis sekali, kulitnya seputih salju, bibirnya merah muda cerah, mata kecoklatannya yang berbinar sedikit mengedip di balik helaian poni pirang yang turun menghalangi sebagian pandangannya. "Kenapa kau menolongku?" pertanyaan Zhou Mi terlontar begitu saja.
Tiba-tiba tawa riang itu terdengar mengalun bagai melodi di telinga Zhou Mi. "Haha… eonni aneh! Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Yah! Apanya yang aneh! Kita kan belum saling mengenal!" Zhou Mi cemberut karena ditertawakan.
"Jadi kalau belum saling mengenal tidak boleh menolong begitu?" Sungmin menatap polos, membuat tangan Zhou Mi terulur untuk mengacak rambut pirang halusnya.
"Arraseo, antarkan aku ke UKS deh" Zhou Mi tersenyum, "ngomong-ngomong siapa namamu, hobae?"
"Lee Sungmin imnida" senyum imutnya merekah, "panggil Minnie saja, eonni."
"Kalau begitu kau harus memanggilku Mimi" Zhou Mi tertawa kecil saat melihat mata bulat Sungmin semakin membulat, "namaku Zhou Mi."
"Ne, Mimi eonni" Sungmin mengangguk-anggukkan kepalanya seperti anak kecil, kemudian tangan mungilnya terulur ke hadapan Zhou Mi, "butuh bantuan?"
"Xie xie" Zhou Mi tersenyum sambil meraih tangan kenalan barunya.
oOo
"Katakan padaku siapa yang memukulmu!"
"Mereka tidak memukul, hanya menamparku saja."
"Sama saja! Kau tidak lihat wajahmu memar-memar begini? Kurang ajar sekali mereka!" Kyuhyun menyentuh wajah Zhou Mi perlahan, matanya memancarkan amarah.
"Sudahlah, Kui Xian. Tidak perlu kau pedulikan mereka" Zhou Mi menghela napas.
"Tentu saja aku tidak peduli pada mereka! AKU PEDULI PADAMU! Sekarang katakan padaku siapa mereka itu!" seru Kyuhyun emosi.
"Aku tidak kenal mereka" Zhou Mi menyandarkan kepala pada tas merah marun-nya, tiba-tiba bibirnya tersenyum, "lagipula kalau bukan karena mereka, aku tidak akan bertemu dengannya."
"Siapa?" Kyuhyun mengerutkan alisnya curiga melihat senyum Zhou Mi.
"Hobae kita! Dia yang menolongku dari serangan brutal gadis-gadis itu. Aku dengar dia master matrial arts, keren!" Zhou Mi mendongakkan wajahnya dengan mata berbinar-binar, "manisss sekali… aku tidak tahu ada anak semanis itu di sekolah kita."
"Mimi…" Kyuhyun menahan kedua bahu Zhou Mi, menatapnya tajam, "kau tahu kan? Aku tidak suka kau melihat seorang namja selain aku."
Zhou Mi melongo sebentar, tapi kemudian tawanya meledak keras-keras.
"Kenapa kau tertawa?" Kyuhyun mengguncang bahu Zhou Mi dengan wajah bingung.
"Hahahaha… siapa bilang dia namja, Kui Xian? Chengminnie itu yeojya!" seru Zhou Mi di tengah tawanya, jarinya menghapus air yang muncul di sudut matanya.
"Mwo? Yeojya?" Kyuhyun terkejut.
"Ne! Peri kecil yang benar-benar manis" Zhou Mi tersenyum lebar.
"Peri kecil? Tadi kau bilang dia master matrial arts!"
"Kau harus melihatnya sendiri, Kui Xian. Kau tidak akan percaya gadis mungil itu bisa membuat 6 orang lari tunggang langgang."
"Jinjja?" Kyuhyun melebarkan matanya, "ku rasa aku harus menemuinya, mengucapkan terimakasih karena dia telah menyelamatkanmu."
"Ne, kau benar" Zhou Mi menggoyang-goyangkan kakinya, wajahnya masih tersenyum ceria.
"Siapa namanya tadi?" tanya Kyuhyun penasaran.
"Lee Sungmin, kelas 1-A."
oOo
"Omo~ itu Kyuhyun sunbae!" Hyukjae mengguncang bahu Ryeowook histeris.
"Aish, sunbae yadong itu" desis Ryeowook kesal, "sedang apa dia di depan kelas kita? Mengganggu ketenangan belajarku saja."
"Jangan salahkan namja tampan seperti dia, Wookie. Salahkan saja para yeojya yang terus berteriak-teriak karenanya" Hyukjae memamerkan cengiran khasnya.
Tiba-tiba wajah putih itu menyembul ke dalam kelas, membuat gerakan pensil Ryeowook terhenti. Arraseo, Kyuhyun sunbae memang tampan, tapi Yesung sunbae jelas 100 juta kali lebih tampan, komentar Ryeowook dalam hati.
"Apa aku bisa bertemu dengan Lee Sungmin?"
"MWO?" pekikan barusan tidak hanya berasal dari Ryeowook saja, tapi juga dari sebagian besar siswi di kelas 1-A itu.
"Ne, Lee Sungmin. Aku ingin bicara sebentar dengannya" Kyuhyun memamerkan killer smile-nya yang mematikan.
Ryeowook mengerutkan alis, untuk apa namja ini mencari Minnie-yah? batin gadis mungil itu curiga. Tanpa pikir panjang ia berdiri dari duduknya. "Aku Lee Sungmin."
Pernyataan Ryeowook membuat seisi kelas hening, satu persatu penghuninya menatap Ryeowook dengan pandangan aneh, termasuk Hyukjae yang duduk di sebelahnya.
Kyuhyun tersenyum, perlahan ia mencondongkan tubuhnya, membuat wajahnya semakin dekat dengan wajah Ryeowook sampai gadis itu dapat menghirup wangi cologne-nya yang memabukkan. Aish, dasar playboy! Ryeowook menahan diri untuk tidak memutar bola matanya kesal. "Gomawo, telah menolong Zhou Mi" Ryeowook dapat merasakan napas hangat Kyuhyun berhembus di telinganya saat namja itu berbisik.
"Cheonmaneyo" Ryeowook tersenyum tipis.
"Zhou Mi benar" Kyuhyun menatap tajam, "kau manis sekali."
Ryeowook hanya tertawa pelan saat tangan Kyuhyun mengacak rambutnya lembut. Padahal dalam hati ia sedang berteriak, haha… tertipu kau! Dasar sunbae mesum, jelek, babbo!
oOo
Kyuhyun melangkahkan kakinya tenang, senyum lebar menghias wajah tampannya. Semua yang digambarkan Zhou Mi memang benar, tidak mungkin ada yang menyangka gadis semungil itu adalah master matrial arts. Wajahnya juga manis, walaupun Kyuhyun merasa Zhou Mi agak terlalu jauh mendeskripsikannya. Lee Sungmin memang sangat manis dan imut, tapi dia tidak semanis gambaran Zhou Mi yang menyebutnya peri kecil. Haha… Zhou Mi memang terlalu berlebihan, tawa Kyuhyun dalam hati.
Brak!
Langkah Kyuhyun terhenti saat harum vanila menyergap napasnya, tubuhnya merasakan kulit halus seorang gadis yang terjatuh di lengan kirinya, perlahan matanya menyelidiki wajah di balik poni pirang itu.
Bersamaan dengan gerakan kepala Kyuhyun yang merendah, gadis itu mendongak, membuat tatapan mata mereka bertemu.
DEG!
Tiba-tiba saja jantung Kyuhyun berdetak kencang, begitu kencangnya sampai ia merasa dadanya hampir meledak.
Dalam jarak 5 cm, Kyuhyun dapat merasakan wangi napas gadis itu. Terlihat jelas detail wajah cantiknya, bola mata kecoklatannya yang dalam, bibir pinknya yang tampak sangat lembut, aish… sepertinya Cho Kyuhyun mulai kehilangan kesadaran.
"Hyaaa! Mianhamnida!"
Reflek gadis kecil itu melompat menjauh, wangi vanila yang sedari tadi menguasai diri Kyuhyun lenyap begitu saja, entah mengapa Kyuhyun merasa sedikit kesal. Tapi kekesalannya menguap saat melihat rona pink meluas di pipi putih gadis itu, membuatnya tampak semakin manis.
"Gwenchanha" Kyuhyun memamerkan senyum terbaiknya.
"Jeongmal mianhamnida" gadis itu membungkukkan tubuh mungilnya, "aku melamun tadi."
"Haha… sudahlah" Kyuhyun tertawa pelan, "aku juga melamun."
"Jinjja?" bola mata kelincinya membulat, seketika Kyuhyun kembali tertegun, "omona, berarti kita sehati ya? Hahaha…"
Tawa gadis itu berhenti saat menyadari Kyuhyun hanya diam sambil menatapnya lekat, sedetik ia merasa bulu kuduknya merinding, tapi sayang sekali… sepertinya dia tidak sepeka itu. Buktinya sekarang dia malah melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kyuhyun. "Oppa? Gwenchanha? Kau melamun lagi?" tanyanya dengan tingkat kepolosan yang luar biasa.
"A-ani…" Kyuhyun memalingkan wajahnya yang memerah. Sumpah kalau gadis ini mendekat dua langkah lagi, bisa dipastikan Kyuhyun akan menarik tangannya dan melakukan segala hal yang terus berputar dalam fantasinya saat ini.
"Kalau begitu aku duluan, oppa" tubuh mungilnya melompat ringan melewati Kyuhyun, meninggalkan wangi vanila pada angin yang berhembus. Kyuhyun tak dapat menahan dirinya untuk tidak menoleh mengawasi kepergian gadis itu.
Kalau yang seperti ini sih baru peri kecil sungguhan.
oOo
- To Be Continued -

1 komentar: